Sabtu, 13 Oktober 2012

Pengembangan pola integrasi ruminansia dengan tanaman melalui optimalisasi pemanfaatan hasil samping perkebunan untuk menyediakan bahan pakan (BP) spesifik lokasi merupakan proses saling menunjang dan menguntungkan karena dapat memperbaiki kesuburan lahan dan tanaman serta meningkatkan ketersediaan pakan sepanjang tahun, sehingga akan meningkatkan produksi dan produktivitas ternak Sistem integrasi ruminansia ke dalam agroekosistem perkebunan kelapa sawit merupakan pola diversifikasi potensial dalam upaya mendukung pengembangan peternakan. Informasi tentang potensi sumberdaya agroekosistem perkebunan kelapa sawit masih sangat terbatas, oleh karenanya potensi ini perlu dioptimalkan untuk mendapatkan alternatif pengembangan usaha tanaman dan ternak yang berorientasi bisnis dan berwawasan lingkungan. Peningkatan luas tanam menyebabkan hasil samping perkebunan dan industri kelapa sawit (limbah sawit) berupa pelepah, daun, tandan kosong sawit (TKS), serat perasan buah (SPB), bungkil inti sawit (BIS) dan lumpur minyak sawit (LMS) bertambah banyak. Pemanfaatannya sebagai BP sumber energi dan protein bagi ruminansia khususnya domba merupakan usaha efisien yang membuka peluang baru untuk menghasilkan produk ekonomis dan bermanfaat mengurangi pencemaran lingkungan. Sumberdaya pakan (SDP) tersebut seyogyanya dapat dioptimalkan kualitas dan utilitasnya agar diperoleh sumber pakan baru yang tidak memerlukan biaya besar. Perbaikan manajemen pakan menjadi alternatif terpenting dalam pengembangan usaha ternak domba ke arah yang lebih baik. Alternatif pemecahan yang dapat ditempuh untuk meningkatkan nilai pemanfaatan hasil samping perkebunan dan industri kelapa sawit secara optimal adalah menggunakan teknologi pengolahan menjadi complete feed (CF). Komposisi CF yang baik sedapat mungkin disesuaikan dengan kebutuhan ternak dan harus mempertimbangkan harganya, agar terjangkau oleh kemampuan peternak sehingga dapat menghasilkan keuntungan dalam usahanya. Inovasi teknologi memberikan alternatif agar semakin banyak usaha menggunakan BP yang tidak berkompetisi dengan hewan lain, juga dengan manusia. Keterbatasan penelitian untuk meningkatkan nilai nutrisi hasil samping kelapa sawit tersebut mendorong peneliti untuk mengatasi melalui teknik amoniasi fermentasi (amofer) dan diformulasi menjadi CF. Pemberian CF berbasis hasil samping perkebunan dan industri kelapa sawit diharapkan dapat berpengaruh terhadap produktivitas ruminansia dalam hal ini domba. Hamdi Mayulu,Ir.,M.Si

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar yang sopan,tidak melanggar etika