Sabtu, 13 Oktober 2012

ABSTRACT Agro-ecosystem by-product of palm plantation and its industry has a potential carrying capacity in term of this feed resources, so it is necessary to be optimized through a complete feed (CF) which is technically and economically feasible for feed of sheep. The aim of study was optimizing the feed resource obtained from by-product of agro-ecosystem of palm plantation and its industry in order to increase ruminant productivity. The research were conducted in two stages, namely 1) survey to identify the potency of carrying capacity on agro-ecosystem of palm plantation and its industry, and 2) experiment study, to evaluate production and productivity of the sheep fed with CF which is formulated using by-product of agro-ecosystem of palm plantation and its industry. Research location of survei was palm plantations and its industry in PTPN XIII region Paser East Kalimantan. Sixteen male sheeps nine month old age with average body weight of 14.69 +0.82 kg were used in this experiment and CF was formulated from ammoniation-fermentation from palm midrib, palm leaves, palm empty fruit bunches (EFB) and fiber fruit juice (FFJ), also Centrosema sp., palm kernel cake (PKC), palm oil sludge (POS), ground corn, rice bran, cassava, molasses, urea, mineral mix and salt. Determination of survey sample used purposive sampling. Experimental study used a completely randomized design (CRD) consisting of four treatments and four replications. Treatment were CF with different levels of crude protein (CP), namely T1, T2, T3 and T4 were 10%, 12%, 14% and 16% respectively, ration was attempted 63% iso total digestible nutrients (TDN). Data collection such as follows: nutrient consumption, nutrient digestibility, homeostasis, animal production and the feasibility of CF. Analysis of survey data be descriptive while the experimental used ANOVA with significance level at 5% and followed by Duncan Multiple Range Test (DMRT). The results of Phase I showed that feed resources consists of bark, leaves, EFB, FFJ, PKC, POS and Centrosema sp. with production 9.43, 2.23, 4.98, 0.26, 0.19, 0.28, and 0.60 tons/ha/year respectively. The results of experimental studies showed that CP levels of CF significantly (p<0.05) increase dry matter consumption, the consumption of organic material, crude protein consumption CPC, consumption of total digestible nutrients (CTDN), digestiblility of dry matter, organic matter digestibility, crude protein digestibility, haemoglobin, haematocrit, alanine aminotransferase (ALAT), aspartate aminotransferase (ASAT); daily body weight gain and income over feed cost (IOFC). The CP levels of CF was not significant effect (p>0.05) on the efficiency and feed conversion ratio (FCR). Complete feed with different CP levels economically viable (justify >2 and positive net income). Optimization of feed resources utility through CF-based agro-ecosystem of palm plantation and its industry increase ruminant productivity, especially sheep was obtained on treatment T3 with CP levels of 14% and 64.21% TDN. Keyword: optimization, agro-ecosystem, palm, complete feed, ruminant Admin 2010 Hamdi Mayulu,Ir.,M.Si
Admin 2010 ABSTRAK Agroekosistem perkebunan dan industri kelapa sawit memiliki daya dukung (DD) hasil samping sumber daya pakan (SDP) yang potensial, sehingga perlu dioptimalkan melalui complete feed (CF) yang layak secara teknis dan ekonomis untuk pakan domba. Penelitian bertujuan untuk mengoptimalkan SDP berbasis hasil samping agroekosistem perkebunan dan industri kelapa sawit dalam meningkatkan produktivitas ruminansia. Penelitian dilaksanakan dua tahap, yaitu 1) survei untuk mengidentifikasi potensi DD agroekosistem perkebunan dan industri kelapa sawit, dan 2) eksperimental untuk mengetahui produktivitas domba akibat perlakuan CF berbasis hasil samping perkebunan dan industri kelapa sawit. Sasaran penelitian survei adalah perkebunan dan industri kelapa sawit di PTPN XIII Kabupaten Paser Kalimantan Timur. Materi eksperimental menggunakan domba jantan 16 ekor umur + 9 bulan bobot 14,69+0,82 kg dan CF yang diformulasi dari bahan yang diamofer yaitu pelepah, daun, tandan kosong sawit (TKS) dan serat perasan buah (SPB), ditambah Centrosema sp., bungkil inti sawit (BIS), lumpur minyak sawit (LMS), jagung giling, dedak, onggok, molases, urea, mineral mix dan garam. Penentuan sampel survei secara purposive sampling. Penelitian eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan, CF dengan kadar protein kasar (PK) yaitu T1, T2, T3 dan T4 berturut-turut 10%, 12%, 14% dan 16%, ransum diupayakan iso TDN 63%. Data yang dikumpulkan adalah konsumsi nutrien, kecernaan nutrien, homeostasis, produksi ternak dan kelayakan CF. Analisis data penelitian survei dilakukan secara deskriptif sedangkan penelitian eksperimental menggunakan ANOVA taraf signifikansi 5% dan dilanjutkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian survei menunjukkan produksi bahan kering SDP terdiri dari pelepah, daun, TKS, SPB, BIS, LMS dan Centrosema sp. secara berurutan (BK) 9,43, 2,23, 4,98, 0,26, 0,19, 0,28, dan 0,60 ton/ha/tahun. Hasil penelitian eksperimental menunjukkan bahwa kadar PK CF nyata (p<0,05) meningkatkan konsumsi bahan kering KBK, konsumsi bahan organik KBO, konsumsi protein kasar KPK, konsumsi total digestible nutrients KTDN; kecernaan bahan kering KcBK, kecernaan bahan organik KcBO, kecernaan protein kasar KcPK; hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), alanine aminotransferase (ALAT), aspartate aminotransferase (ASAT), pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan income over feed cost (IOFC). Kadar PK CF tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap efisiensi dan feed conversion ratio (FCR). Complete feed dengan kadar PK berbeda layak secara ekonomis (justifikasi >2 dan net income yang positif). Optimasi pemanfaatan SDP melalui CF berbasis agroekosistem perkebunan dan industri kelapa sawit dapat meningkatkan produktivitas ruminansia khususnya domba dan diperoleh pada CF perlakuan T3 dengan kadar PK 14% dan TDN 64,21%. Kata kunci: optimasi, agroekosistem, kelapa sawit, complete feed, ruminansia Hamdi Mayulu,Ir.,M.Si
Pengembangan pola integrasi ruminansia dengan tanaman melalui optimalisasi pemanfaatan hasil samping perkebunan untuk menyediakan bahan pakan (BP) spesifik lokasi merupakan proses saling menunjang dan menguntungkan karena dapat memperbaiki kesuburan lahan dan tanaman serta meningkatkan ketersediaan pakan sepanjang tahun, sehingga akan meningkatkan produksi dan produktivitas ternak Sistem integrasi ruminansia ke dalam agroekosistem perkebunan kelapa sawit merupakan pola diversifikasi potensial dalam upaya mendukung pengembangan peternakan. Informasi tentang potensi sumberdaya agroekosistem perkebunan kelapa sawit masih sangat terbatas, oleh karenanya potensi ini perlu dioptimalkan untuk mendapatkan alternatif pengembangan usaha tanaman dan ternak yang berorientasi bisnis dan berwawasan lingkungan. Peningkatan luas tanam menyebabkan hasil samping perkebunan dan industri kelapa sawit (limbah sawit) berupa pelepah, daun, tandan kosong sawit (TKS), serat perasan buah (SPB), bungkil inti sawit (BIS) dan lumpur minyak sawit (LMS) bertambah banyak. Pemanfaatannya sebagai BP sumber energi dan protein bagi ruminansia khususnya domba merupakan usaha efisien yang membuka peluang baru untuk menghasilkan produk ekonomis dan bermanfaat mengurangi pencemaran lingkungan. Sumberdaya pakan (SDP) tersebut seyogyanya dapat dioptimalkan kualitas dan utilitasnya agar diperoleh sumber pakan baru yang tidak memerlukan biaya besar. Perbaikan manajemen pakan menjadi alternatif terpenting dalam pengembangan usaha ternak domba ke arah yang lebih baik. Alternatif pemecahan yang dapat ditempuh untuk meningkatkan nilai pemanfaatan hasil samping perkebunan dan industri kelapa sawit secara optimal adalah menggunakan teknologi pengolahan menjadi complete feed (CF). Komposisi CF yang baik sedapat mungkin disesuaikan dengan kebutuhan ternak dan harus mempertimbangkan harganya, agar terjangkau oleh kemampuan peternak sehingga dapat menghasilkan keuntungan dalam usahanya. Inovasi teknologi memberikan alternatif agar semakin banyak usaha menggunakan BP yang tidak berkompetisi dengan hewan lain, juga dengan manusia. Keterbatasan penelitian untuk meningkatkan nilai nutrisi hasil samping kelapa sawit tersebut mendorong peneliti untuk mengatasi melalui teknik amoniasi fermentasi (amofer) dan diformulasi menjadi CF. Pemberian CF berbasis hasil samping perkebunan dan industri kelapa sawit diharapkan dapat berpengaruh terhadap produktivitas ruminansia dalam hal ini domba. Hamdi Mayulu,Ir.,M.Si