Kamis, 06 Agustus 2009

TINJAUAN PERKEMBANGAN KEMAJUAN BIOTEKNOLOGI MENURUT ASPEK ETIKA, SOSIAL DAN HUKUM

Review of development progress of biotechnology comply with ethic, social and law aspects

Hamdi Mayulu dan Endang Sawitri

1) Staf pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman Samarinda, Mahasiswa Doktor Ilmu Ternak UNDIP; 2) Staf pengajar Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman Samarinda, Mahasiswa Doktor Ilmu Kedokteran UNDIP.

Abstract

The biotechnology had been extended in many field, such as agriculture, animal sciences and health sciences, so that purpose the people survive on life. Biotechnology means a technic which change the raw materials to perform the advantage commodities and usefulness by biology transformation for survival of the people life on long time. It is developed with multidisciplinary approach in molecular content. The basic sciences are base primary on biotech development and industry, which utilization of genetic engineering provide new insight for results the broad product. These faithful technology appear many controversy because they are not ensure to safety of biotech engineering transgenic product. The other effects was appeared it that internationally competition in biotechnology product business and marketing. These competition will be rise unrighteousness to development countries because they have not advance technology yet. The scientist who will doing the project research must be aware round as human on the earth. The scientific which can authorized just a view part of God authority and that we are mandatary of God in the earth which commanded for take care of the live equilibrium. The grace of Allah is very excellent, furthermore the people get of highest sciences for their self prosperity. Thus, the scientific can proportionally with ethical and morality. This is philosophy which can hold by our as the logic people to advance of science and knowledge without destroy of ethic and morally both material and spiritual.

Keywords: biotechnology, transgenic, ethical aspect, social aspect, law aspect.


Abstrak

Bioteknologi sudah merebak di banyak bidang seperti, pertanian, peternakan, kesehatan, yang semuanya bertujuan agar kita survival dalam kehidupan. Makna bioteknologi adalah teknik yang mengubah suatu bahan mentah melalui proses transformasi biologi untuk menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat demi kelangsungan hidup manusia sepanjang hayatnya. Bioteknologi dikembangkan melalui pendekatan multidisipliner dalam wacana molekuler. Ilmu-ilmu dasar merupakan tonggak utama pengembangan bioteknologi maupun industri bioteknologi, dimana pemanfaatan teknologi rekayasa genetik memberikan dimensi baru untuk menghasilkan produk yang tidak terbatas. Seperti halnya kemantapan jalan bioteknologi ini, banyak pihak yang kontra karena mereka tidak menjamin keamanan hasil transgenik rekayasa bioteknologi, malah membahayakan. Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju. Setiap ilmuwan yang akan mengadakan penelitian harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di bumi ini, bahwa ilmu pengetahuan yang dapat dikuasainya hanyalah sebagian kecil saja dari ilmu yang dikuasai oleh Tuhan, dan bahwa ia hanya pesuruh-Nya di bumi ini yang diminta untuk menjaga keseimbangan antara mahluk yang ada di bumi. Begitu mengagumkan karunia Allah SWT yang menciptakan otak dan akal pada manusia. Dengan kecerdasan, manusia mencari ilmu setinggi-tingginya demi kesejahteraan manusia sendiri. Dengan mengingat bahwa semua yang ada dalam diri adalah pemberian-Nya, maka ilmu pengetahuan pun dapat sejalan dengan etika dan moral. Inilah filsafat yang harus kita pegang sebagai manusia berakal untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa kerusakan moral, etika, dan bahaya material spiritual.

Kata kunci: bioteknologi, transgenik, aspek etika, aspek sosial, aspek hukum.

Admin 2009 Agustus
Hamdi Mayulu,Ir.,M.Si

KAJIAN DAYA DUKUNG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN LIMBAH HASIL OLAHANNYA SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN RUMINANSIA

Study of support capability of palm plantation and its waste product as ruminant feed

1) Hamdi Mayulu: Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman (Jl. Pasir Belengkong Kampus Gunung Kelua Samarinda 75123); 2) C. Imam Sutrisno: Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro (Kampus drh. Soejono Koesoemowardojo Tembalang Semarang 50275).

Abstrak

Penelitian dan pengembangan integrasi ternak di areal perkebunan telah dimulai sejak lama, walaupun penelitian masih terbatas pada pemanfaatan areal di antara tanaman perkebunan atau pemanfaatan limbah hasil perkebunan. Penelitian kajian daya dukung perkebunan kelapa sawit dan hasil olahannya ini terfokus pada kemampuannya menyediakan sumber pakan baru bagi ternak ruminansia. Sampai saat ini penelitian dan pengembangan integrasi ternak dengan tanaman pangan maupun perkebunan mengalami pasang surut yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor pembatas tersebut ternyata diantaranya adalah dana, sumberdaya manusia, kebijakan di bidang perkebunan, fasilitas dan kerjasama antar peneliti.
Kata kunci: daya dukung; limbah sawit; pakan; ruminansia

Admin 2009 Agustus
Hamdi Mayulu,Ir.,M.Si

KAJIAN FILSAFAT ILMU DALAM PENGEMBANGAN TANAMAN PAKAN DAN NUTRISI TERNAK

Philosophy science studies in development forage crop and livestock nutrition

1) Hamdi Mayulu: Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman (Jl. Pasir Belengkong Kampus Gunung Kelua Samarinda 75123);
2) C. Imam Sutrisno: Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro (Kampus drh. Soejono Koesoemowardojo Tembalang Semarang 50275).

Abstrak

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai dengan dewasa ini, khususnya dalam hal pemanfaatannya, cenderung semakin menyimpang dari arah pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Iptek belum bisa dimanfaatkan oleh seluruh umat manusia. Bahkan pemanfaatan iptek yang tidak berimbang itu mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan sumberdayanya. Ilmu pengetahuan akan berguna dan mempunyai daya yang kuat untuk mensejahterakan manusia secara universal bila dalam pengaplikasiannya mengintegrasikan antara nilai-nilai ontologis, epistemologis, aksiologis dan nilai-nilai etis dalam kehidupan manusia dan masyarakatnya sebagaimana hakikat yang terkandung dalam filsafat ilmu. Kegiatan penelitian ilmiah dalam Ilmu Peternakan khususnya bidang tanaman pakan dan nutrisi ternak sudah seyognyanya mengedepankan aspek moral ilmu pengetahuan dengan menitikberatkan pada pentingnya filsafat ilmu dalam mencapai maksud dan tujuannya.

Kata kunci: filsafat ilmu, tanaman pakan, nutrisi, penelitian ilmiah, ternak.
Admin 2009 Agustus
Hamdi Mayulu,Ir.,M.Si

Selasa, 04 Agustus 2009

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG DI INDONESIA

1) Hamdi Mayulu: Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman (Jl. Pasir Belengkong Kampus Gunung Kelua Samarinda 75123); 2) C. Imam Sutrisno: Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro (Kampus drh. Soejono
Koesoemowardojo Tembalang Semarang 50275).

Abstrak

Peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembagunan nasional. Salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan subsektor peternakan di Indonesia adalah upaya untuk mencukupi kebutuhan protein hewani. Untuk mendukung Program Kecukupan Daging (PKD) 2010 yang saat ini telah direvisi menjadi 2014, telah dilkukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan produktivitas, produksi maupun populasi sapi potong. Program kecukupan daging yang dirancang Direktorat Jenderal Petenakan mengacu kepada tiga program Departemen Pertanian yaitu: Program Pengembangan Agribisnis (PPA), Program Peningkatan Kesejahteraan Petani (PPKP) dan Program Ketahanan Pangan (PKP). Dimana dalam program ini diharapkan produksi daging dalam negeri mampu memberikan konstribusi sebesar 90-95%. Pengembangan peternakan sapi potong selama ini sudah dikerjakan bersama antara pemerintah, masyarakat (peternak skala kecil) dan swasta. Pembangunan peternakan terutama pengembangan sapi potong perlu dilakukan melalui pendekatan usaha yang berkelanjutan. Pengembangan usaha sapi potong harus didukung dengan pengembangan industri pakan melalui optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber bahan baku lokal spesifik lokasi dan berorientasi pada pola yang terintegrasi, kenyataan menunjukkan bahwa pengembangan sapi potong masih belum berhasil dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, termasuk rentan terhadap serangan penyakit. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai kelemahan dalam sistem pengembangan peternakan yang kompleks. Oleh karena itu perlu diupayakan untuk mencari model pengembangan dan kelembagaan yang tepat, berbasis masyarakat dan secara ekonomis menguntungkan dalam penerapannya. Upaya untuk penyediaan pakan ternak harus dilakukan secara komprehensif yang meliputi penerapan konsep feed or forage budgeting, perawatan dan pemanfaatan hijauan yang ada, pengembangan hijauan unggul, pengembangan usaha integrasi antara ternak dan tanaman pangan atau tanaman perkebunan dan penggalian potensi pakan lokal.
Kata kunci: kebijakan; pengembangan; sapi potong; produktivitas
Admin 2009 Agustus
Hamdi Mayulu,Ir.,M.Si

KELAYAKAN PENGGUNAANCOMPLETE FEED BERBASIS JERAMI PADI AMOFER PADA PETERNAKAN SAPI POTONG

Hamdi Mayulu; Staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian complete feed (CF) berbasis jerami padi amofer terhadap jumlah konsumsi bahan kering (BK), pertambahan bobot badan harian (PBBH), income overfeed cost (IOFC) dan kelayakan CF yang meliputi revenue cost (R/C), return on investment (ROI) dan pendapatan bersih. Penelitian dilaksanakan di Mixed Farming Kabupaten Blora pada bulan April–Oktober 2007. Materi penelitian berupa sapi potong Peranakan Simmental, ransum CF dan pakan konvensional. Sejumlah 20 ekor sapi dipilih melalui simple random sampling kemudian dibagi menjadi 5 kelompok: T0 (kontrol) mendapat pakan konvensional; T1 diberi CF 11%; T2 12%; T3 13%; dan T4 14% PK dengan 12% TDN selama 56 hari, dan dilakukan pengamatan terhadap jumlah konsumsi BK dan PBBH. Rancangan percobaannya menggunakan RAL, data dianalisis dengan analisis sidik ragam, selanjutnya dievaluasi kelayakan penggunaan CF dengan menghitung R/C, ROI dan pendapatan bersih. Hasil penelitian menunjukkan jumlah konsumsi BK antara kelompok perlakuan dengan kontrol tidak berbeda nyata. Perbedaan signifikan ditunjukkan pada PBBH dan IOFC. Rerata PBBH tertinggi dihasilkan oleh T2: 1,54 kg/hari/ekor dan terendah T4: 1,28 kg/hari/ekor. IOFC paling besar pada T1= Rp.18.391,14 dan paling sedikit T4= Rp.14.872,74. Kelayakan pakan tertinggi pada T1 dengan R/C= 2,3, ROI= 568% dan pendapatan bersih Rp.802.218/ekor/56 hari, terendah T4 dengan R/C= 2,0, ROI= 433% dan pendapatan bersih Rp.601.302,-/ekor/56 hari. Kesimpulannya penggunaan CF pada penggemukan sapi potong terbukti lebih layak karena kemampuan investasinya lebih tinggi dan menghasilkan pendapatan bersih yang lebih besar dibanding pakan konvensional.

Kata Kunci: kelayakan pakan, jerami padi amofer, complete feed, sapi potong.

ABSTRACT

This study was conducted to evaluate effects of complete feed (CF) based on fermented-ammoniated rice straw to dry matter intake (DMI), average daily gain (ADG), income overfeed cost (IOFC) and feasibility of CF which consist of revenue cost (R/C), return on investment (ROI) and net income. The research was done on Mixed Farming at Blora regency in April–October 2007. Research materials were Simmental-crossbred beef cattle, CF diet and conventional feed. Amount of 20 beef cattle was selected through simple random sampling then was divided into 5 groups: T0 (control) was gets conventional feed; T1 was given CF 11%; T2 12%; T3 13%; and T4 14% CP with 12% TDN during 56 days, and was done observation to DMI and ADG. The design used completely randomized design (CRD), the data was analyzed with ANOVA. Usage feasibility of CF was evaluated through calculated of IOFC, R/C, ROI and net income. The results showed there were no significantly difference on DMI between groups of treatment and control. Significantly difference in ADG and IOFC. Average highest ADG was T2: 1.54 kg/d/head and lowest was T4: 1.28 kg/d/head. Biggest of IOFC on T1= Rp.18,391.14 and lowest T4= Rp.14,872.74. Highest of feed feasibility on T1 with R/C= 2.3, ROI= 568% and net income Rp.802,218/head/56 days, lowest was T4 with R/C= 2.0, ROI= 433% and net income Rp.601,302,-/head/56 days. Conclusion: utilization of CF on beef cattle was more usable because higher investment and net income compare with conventional feed.

Keywords: Feed Feasibility, Ammoniated-Fermented Rice Straw, Complete Feed, Beef Cattle.